Selasa, 17 April 2012

my story part.1


Cerpen ini merupakan cerpen  hasil karya gw sendiri yang gw bikin pada saat gw masik duduk di kelas X-7, cerpen ini terinspirasi dari kehidupan gw sendiri. Langsung aja deh simak  ceritanya,, check this out!!

KU INGIN AYAH KU SEPERTI DULU

Mentari menyongsong hariku dengan senyumnya yang menghangatkan hati. Diiringi dengan burung-burung yang terbang diatas permadani biru yang luas membentang. Aku hanyalah seorang anak kecil yang sedang menikmati  harinya yang cerah, secerah hatinya saat itu. Aku menikmati hari ini dengan memancing  bersama ayah ku yang sangat ku cintai. Memancing merupakan rutinitas mingguan ku bersama ayah. Ayah merupakan sesosok manusia ssuper yang sangat berarti bagi ku.
              
“Kakak… cepat bantu ayah menggulung benang pancinggan..!” terriak ayah memanggilku yang sedang melamun di tepian danau karena bosan menunggu umpan yang tak dimakan juga oleh ikan.
                
“Kaka kayo cepat! Ayah dapat ikan besar nih…!” ayah berteriak kembali.
                
“Iya, yah… tunggu  sebentar..” aku menjawab panggilan ayah sambil meletakan pancinganku di atas tanah.
               
Aku membantu ayah menggulung benang pancingan dengan sekuat tenaga. Ikan besar tersebut terus melawan tarikan pancingan, hingga aku dan ayah dibuat tak berdaya olehnya.
               
Hari sudah mulai petang, pertanda bahwa aku dan ayah ku sudah harus pulang. Mungkin ibu dan adik sudah menunggu aku dan ayah di rumah pikirku dalam hati. Sesampainya dirumah, ibu segera membawa ikan yang telah aku dan ayah dapatkan kedalam dapur untuk dimasak. 
Hhmm bau ikan goring yang sedap spontan memenuhi rumah ku. Aku dan keluarga ku makan malam bersama dengan nikmat, tapi tak ku lihat  ayah makan malam bersama dengan ku. Seusai makan aku mencari ayah ku di seluruh pelosok rumah. Oh ternyata ayah sudah tertidur, rupanya ia kelelahan menemaniku memancing seharian. Aku tertidur dengan hati yang tak tenang, sepertinya sesuatu akan terjadi di hari esok.
                
Pagi ini hujan deras, disertai dengan petir yang menggelegar dan gumpalan-gumpalan awan hitam yang mengerikan. Rasanya malas sekali untuk pergi ke sekolah.
                
“Hhwwmm… bu, kakak masi ngantuk niih!” aku berbicara sambil menggaruk-garuk kepala yang sebenarnya tidag gatal.
                
“Tapi kakak kan harus tetap masuk sekolah… katanya kalau sudah besar kakak mau jadi presiden, kok kaya gitu aja kakak sudah malas??” ibu menasehati dan menyemangati aku sambil meledek.
                
“Yaudah deh, kakak masuk sekolah aja. Loh? Bu? Ayah kemana kok ngga ada si? Memangnya ayah tidak kerja?” Tanya ku sambil celingukan mencari ayah, karena biasanya setiap aku mau berangkat ke sekolah ayah selalu berada di depan rumah bersama ibu.
                
“Ada tuh di kamar, katanya ayah ngga enak badan jadi tidur lagi deh.., sudah cepat kakak pergi ke sekolah nanti kesiangan!”
                
“Oh… iya, kakak berangkat dulu ya bu… assalam mualaikum.” Aku pamit kepada ibu sambil berlari karena takut kesiangan. Seperti tidurku tadi malam, hari inipun aku belajar dengan hati yang tak tenang.
                
Apakah yang akan terjadi pada hari ini? Apakah mungkiiin?? Ah entahlah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Semua ku serahkan kepada keputusan Allah s.w.t.
                
Sesampainya aku dirumah, ternyata pintu rumah terkunci. Lalu aku segera kerumah nenek ku yang kebetulan tidah jauhh dari rumah ku. Aku kerumah nenek karena biasanya ibu menitipkan kunci kepada nenek jika ibu hendak berpergian. Kujumpai wajah nenek yang murung dan sedih bagaikan gumpalan-gumpalan awan hitam tadi pagi.

To be Continued…….

Apakah yang sebenarnya terjadi dengan  ayah si Aku dalam cerpen ini, stay tuned terus di ekafiya’s blog.

0 komentar:

Posting Komentar